PROGRAM DIARE
PUSKESMAS
CURAHDAMI
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih
banyak dari biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja) dengan tinja berbentuk cair/
setengah padat,dapat disertai dengan frekuensi yang meningkat.Menurut WHO
(1980), diare adalah buang air besar encer lebih dari 3 x sehari.
Diare seringkali
dianggap sepele, padahal di tingkat global dan nasional fakta menunjukkan
sebaliknya. Menurut catatan WHO, diare membunuh dua juta anak di dunia setiap
tahun. Penyakit diare di negara maju, walaupun sudah terjadi perbaikan
kesehatan dan ekonomi masyarakat, tetapi insiden diare tetap tinggi dan masih
menjadi masalah kesehatan.
Penyakit diare masih
menjadi penyebab kematian balita terbesar di dunia. Menurut catatan UNICEF,
setiap detik satu balita meninggal karena diare. Angka kejadian diare pada anak di dunia
mencapai 1 miliar kasus tiap tahun, dengan korban meninggal sekitar 5 juta
jiwa. Di negara berkembang termasuk
Indonesia anak-anak menderita diare lebih dari 12 kali per tahun dan hal ini yang
menjadi penyebab kematian sebesar 15-34% dari semua penyebab kematian (Depkes
RI, 2010).
Saat ini morbiditas
(angka kesakitan) diare di Indonesia mencapai 195 per 1000 penduduk dan angka
ini merupakan yang tertinggi di antara negara-negara di Asean (www.medicastore.com,
diakses 5 januari 2010). Penanganan diare yang dilakukan secara baik
selama ini membuat angka kematian akibat diare dalam 20 tahun terakhir menurun
tajam. Walaupun angka kematian sudah menurun tetapi angka kesakitan masih cukup
tinggi. Angka kesakitan diare di Indonesia dari tahun ke tahun cenderung
meningkat. Angka kesakitan diare pada tahun 2006 yaitu 423 per 1000 penduduk,
dengan jumlah kasus 10.980 penderita dengan jumlah kematian 277 (CFR 2,52%).
Ada beberapa faktor yang berkaitan dengan kejadian diare yaitu tidak
memadainya penyediaan air bersih, air tercemar oleh tinja, kekurangan
sarana kebersihan, pembuangan tinja yang tidak higienis, kebersihan perorangan
dan lingkungan yang kurang baik, serta pengolahan dan penyimpanan
makanan yang tidak semestinya. Banyak faktor yang secara langsung maupun
tidak langsung dapat menjadi faktor pendorong terjadinya diare, terdiri
dari faktor agent penjamu, lingkungan dan perilaku.
Faktor lingkungan yang paling dominan
yaitu sarana penyediaan air bersih dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) akan berinteraksi bersama dengan perilaku manusia. Apabila faktor lingkungan tidak sehat karena
tercemar bakteri penyebab diare serta berakumulasi dengan perilaku manusia
yang tidak sehat pula, maka penularan diare dengan mudah dapat terjadi.
Pada tahun 2015, angka kejadian penyakit Diare di Kecamatan
Curahdami sebesar 1502 penderita dari 31.962 penduduk. Tingginya angka kejadian
ini menggambarkan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat tentang sanitasi
lingkungan dan faktor-faktor lain yang menyebabkan diare masih rendah.
Tujuan umum dari program diare sendiri adalah
Terwujudnya
masyarakat yang mengerti, menghayati dan melaksanakan hidup sehat melalui
komunikasi informasi dan edukasi (KIE)
sehingga kesakitan dan kematian karena diare dapat dicegah.
Sedangkan tujuan khususnya adalah
a.
Mengidentifikasi dengan cepat sumber penyebab diare dan cara
penularannya.
b.
Membina peran serta masyarakat dlam melakukan pencegahan dan tat
laksana penyakti diare di rumah
Posting Komentar